Bak Pinang dibelah Dua : Antara Kamboja dan Sindikat Judi Online

Hadonia Lazarus Manurung
8 min readSep 30, 2023

--

Selayang pandang Negara Kamboja

Kamboja adalah salah satu negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara, tepatnya di selatan Indocina yang berbatasan langsung dengan Thailand sebelah barat dan utara, Laos di sebelah utara, dan Vietnam di sebelah tenggara dan timur. Selain itu, di sepanjang bagian selatan dan barat daya, Kamboja berbatasan dengan Teluk Thailand. Negara ini mempunyai luas wilayah 182.000 km persegi dan mempunyai dua bentuk bagian geografis yang berlainan. Bagian pertama adalah adalah dataran rendah, yaitu Delta Mekong dan Tonle Sap, danau besar, yang merupakan urat nadi Kamboja.

Peta Negara Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/MEJdEP3v4UyUMnMV8

Tanahnya yang subur sangat menguntungkan dalam proses pertanian sehingga cocok untuk masyarakat Kamboja yang masih bercorak agraris. Selain itu, daerah ini juga merupakan kawasan yang paling kaya dan ramai aktivitas penduduknya. Hal ini disebabkan letaknya yang sangat strategis sehingga menjadikan Delta Mekong mempunyai kunci penting dalam perkembangan ekonomi Kamboja.

Delta Sungai Mekong yang turut serta dalam memberikan aspek penghidupan bagi masyarakat Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/tHYbCYQRuQLvPp1J8

Bagian kedua adalah kawasan pegunungan yang terletak di barat daya, utara, dan timur laut Kamboja. Kawasan pegunungan ini sebagian besar diliputi oleh hutan rimba dan bukit-bukit pegunungan yang seolah-olah mengelilingi dataran rendah Kamboja — tempat sebagian besar masyarakat Kamboja tinggal.

Sederetan Pegunungan di Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/6VDW8E1JhEmw2AQE7

Masyarakat Kamboja sendiri terbagi dalam beberapa jenis etnis yang berbeda. Mayoritas masyarakat Kamboja atau sekitar 90% masyarakat dari keseluruhan penduduk Kamboja adalah masyarakat dengan etnis Khmer, penduduk asli Kamboja. Sisanya atau sebagian kecil dari populasi penduduk Kamboja adalah masyarakat yang beretnis Vietnamese, Chinese, Cham-Malays, Burmese, Laotians, Japanese, Thai, Filipinos, Eropa, dan komunitas suku seminomadic atau lebih dikenal dengan Khmer Loeu yang biasanya mendiami daerah-daerah perbukitan Kamboja.

Kenampakan perkampungan Etnis Khmer, sumber : https://images.app.goo.gl/WpJr1fLTLxxPffqF7

Tidak diketahui secara pasti oleh para arkeolog dunia mengenai asal muasal etnis Khmer kuno. Para arkeolog hanya menjelaskan bahwa Indocina semenjak zaman neolithikum telah didiami oleh tiga jenis ras, yaitu Negrito, Proto-Melanesian, dan Indonesian (Proto-Malays). Diperkirakan Suku Khmer ini datang ke Asia Tenggara 2000 tahun sebelum masehi. Mereka datang ke Asia Tenggara kemungkinan besar dari selatan Cina. Kedatangan suku Khmer ini telah menyingkirkan suku Chams dari daerah Delta Mekong. Pada abad 8M, kejayaan Khmer telah menguasai Kamboja karena kekuasaan kerajaan Funan telah hancur. Kemudian sejak saat itu, Kamboja dikuasai oleh etnis Khmer. Kini sebagian besar masyarakat Khmer tinggal di sekeliling Delta Mekong. Mayoritas dari etnis Khmer bermata pencaharian dalam bidang agraris, khususnya dalam bidang pertanian dan perikanan.

Etnis China yang mendiami wilayah Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/3Eom4Mmnj2duZCjZ6

Etnis yang sangat berpengaruh di Kamboja, khususnya dalam bidang ekonomi adalah etnis China. Sebagian besar penduduk China yang datang ke Kamboja bergerak dalam bidang perdagangan. Mereka umumnya tinggal di Phnom Penh, Oudong, Kampot, Battambang, dan Kompong Chhnang. Gelombang migrasi dari China ke Kamboja umumnya berasal dari daerah selatan China seperti Propinsi Kwangtung, Fukien, dan Hainan. Umumnya hubungan antara masyarakat Khmer dengan orang China berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan banyak sekali terjadi perkawinan antaretnis Khmer dan orang China.

Kenampakan Etnis Cham, sumber : https://images.app.goo.gl/5ai9VRZmayztPpPDA

Etnis Cham juga merupakan suku pendatang di Kamboja. Walaupun berdasarkan sejarahnya, masyarakat Cham dengan orang Khmer telah lama hidup berdampingan sejak abad 15M. Menurut keterangan, kedatangan etnis Cham merupakan usaha pelarian orang-orang Kerajaan Champa pada abad 15M dari Vietnam ke Kamboja. Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat Cham ini memeluk agama Islam, sebagai hasil dari kontak mereka dengan masyarakat Malays.

Masyarakat Cham yang mendiami wilayah Tonle Sap, sumber : https://images.app.goo.gl/BjqMd8qEFiyZxjgK8

Masyarakat Cham ini di invasi oleh Malays yang memasuki Kamboja melalui Kompot dan daerah sekitarnya. Hubungan yang terjalin antara masyarakat Cham dengan Malays, akhirnya membentuk komunitas Cham-Malays. Mereka umumnya kini tinggal di sekitar kawasan Delta Mekong dan Tonle Sap atau di Propinsi Battambang, Pouthist, Takev, Kampot, Kampong Cham, Kampong Thum, dan Propinsi Chhanang. Walaupun Cham-Malays telah lama hidup berdampingan dengan etnis Khmer. Namun, perkawinan etnis antara etnis Cham-Malays dengan Khmer jarang ditemukan. Hal ini disebabkan perbedaan agama antara kedua masyarakat ini.

Suku Khmer Loeu yang masih mendiami wilayah Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/cb3a572nWXYDVNex8

Komunitas lainnya yang berada di Kamboja adalah komunitas suku Seminomadic yang umumnya berdomisili di pegunungan dan perbukitan. Suku-suku ini bukanlah etnis Khmer. Asal usul etnis ini pun tidak jelas berasal darimana, namun mereka dipercaya sebagai keturunan orang Mon-Khmer. Komunitas Khmer Loeu ini adalah suku Kuy, Mnong, Stieng, Brao, Pear, Jarai, dan Rade. Mereka umumnya dapat ditemukan di Propinsi Stoeng Treng, Kratie, Mondolkiri dan bagian timur laut Propinsi Rotanokiri. Pemerintah Kamboja menyebut komunitas suku ini sebagai orang-orang Bukit Khmer.

Menilik perekonomian Kamboja

Kamboja merupakan negara dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang paling rendah di kawasan Asia Tenggara. Kamboja juga memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan luar negeri, sehingga sejak awal kemerdekaannya sampai sekarang Kamboja masih sangat bergantung kepada bantuan dari asing. Dari segi perekonomian, Kamboja hanya bergantung kepada hasil alam di sektor pertanian. Sebagian besar penduduk Kamboja bekerja sebagai petani dan hampir 90 persen pendapatan nasional Kamboja juga berasal dari sektor pertanian.

Masyarakat Kamboja yang mendominasi pekerjaan sebagai petani, sumber : https://images.app.goo.gl/JTP32bJSkh67mwcC7

Kamboja tidak tergolong sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Sumber minyak dan mineral Kamboja tidak berlimpah seperti yang dimiliki oleh negara-negara Afrika dan lainnya yang menerima bantuan luar negeri dari Tiongkok.

Kedekatan Kamboja dengan Tiongkok, sumber : https://images.app.goo.gl/Kxr3ZKEsz8fPBcbcA

Namun negara yang terletak di tengah daratan utama Asia Tenggara dan berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan ini dianugrahi dengan tanah yang subur dan sungai-sungai besar yang sangat mendukung pertanian Kamboja. Adapun dengan potensi yang demikian, Kamboja belum mampu mengelola sendiri potensi yang dimilikinya, sehingga negara ini sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk mengelola dan mengoptimalkan potensi-potensi tersebut.

Pertemuan Perdana Menteri Kamboja dengan Presiden Xin Jinping, sumber : https://images.app.goo.gl/hZCpxVMA4CQmYUsd6

Sebagai negara yang memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan bantuan luar negeri, banyak negara dan organisasi internasional yang memberikan bantuan kepada Kamboja. Bantuan luar negeri Kamboja berasal dari berbagai sumber, seperti dari Jepang, Amerika Serikat, Asian Develoment Bank (ADB), Australia, Korea Selatan, Perancis, Bank Dunia, Global Fund, India, Tiongkok, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Salah satu bantuan yang diberikan oleh Tiongkok kepada Kamboja yakni dengan memperbaiki Pangkalan Militer di Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/gEEuVeKpgHWdCxUK9

Namun sejak tahun 2009 Tiongkok menjadi pendonor terbesar bagi Kamboja hingga saat ini. Jumlah bantuan dari Tiongkok untuk Kamboja dalam sepuluh tahun terakhir ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan bantuan luar negeri dari donor lainnya. Bantuan luar negeri Tiongkok terhadap Kamboja didistribusikan untuk beberapa sektor, seperti sektor pertanian, pengembangan energi, pendidikan dan kebudayaan, infrastruktur dan sektor lainnya, namun porsi terbesar dari bantuan luar negeri Tiongkok ke Kamboja diberikan untuk pembangunan infrastruktur di Kamboja, khususnya pembangunan infrastruktur transportasi seperti jalan dan jembatan.

Kenampakan Kota Phom-phen dari atas, sumber : https://images.app.goo.gl/C1hT5h79vpBfb9wT6

Sejak Kamboja merdeka pada tahun 1953 hingga saat ini Kamboja masih memiliki banyak persoalan, khususnya dalam hal pembangunan infrastruktur yang sangat vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sebuah negara. Untuk transportasi darat, Kamboja belum memiliki infrastruktur jalan yang memadai, baik jalan nasional, jalan provinsi, jalan perkotaan dan jalan perdesaan. Masih banyak jalan di Kamboja yang belum beraspal, khususnya jalan di daerah pinggiran kota dan jalan jalan perdesaan di Kamboja. Keadaan jalan seperti ini berdampak sangat signifikan terhadap kelancaran akses transportasi dan perekonomian di Kamboja. Selain sektor transportasi, Kamboja juga masih perlu memperbaiki dan membangun infrastruktur di sektor lainnya, seperti pertanian, energi, komunikasi dan lain-lain.

Sindikat Judi Online Kamboja kian meresahkan

Sebagai akibat dari keadaan perekonomian yang lumayan carut-marut menjadikan sederet aksi Transnational Crime tidak dapat dihindarkan untuk terjadi di Kamboja. Beberapa bulan belakangan marak soal pemberitaan Perusahaan Judi Online asal Kamboja yang merekrut pekerja, umunya dari kawasan Asia Tenggara yang sedang membutuhkan pekerjaan. Para korban kemudian terpikat oleh iklan lowongan pekerjaan di media sosial yang menawarkan iming-iming gaji tinggi dan persyaratan yang mudah. Pada akhirnya, mereka kemudian dipaksa bekerja dengan mengajak orang-orang berinvestasi ke dalam perjudian di Kamboja, yang memiliki regulasi lemah terkait ini.

Sindikat Judi Online di Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/pmpqcF3v2FMgVgP88

Apabila para pekerja yang telah direkrut gagal memenuhi target, mereka akan dipukuli dan dibiarkan kelaparan di ruang penyiksaan. Beberapa korban bisa bebas setelah membayar uang tebusan, yang didapatkan keluarga mereka dengan cara meminjam ke kerabat hingga rentenir. Mereka yang tidak mampu membayar tebusan memilih bunuh diri atau dibunuh dengan organ-organ tubuh mereka diambil lalu dijual ke negara lain.

Penangkapan jaringan Judi Online Kamboja di Tangerang, sumber : https://images.app.goo.gl/jtkPSmseFoY2MW6t8

Usut punya usut penipuan Judi Online seperti ini marak terjadi di Kota Bavet, yang dikenal sebagai ibu kota perjudian di Kamboja yang juga menjebak dan mempekerjakan 600 warga negara Vietnam serta negara-negara lainnya, termasuk 62 warga negara Indonesia dan 66 warga negara Thailand.

Bavet City, sarangnya Judi Online Kamboja

Bavet adalah kota perbatasan yang juga menjadi sarang bisnis kasino terbesar Kamboja. Kota yang tidak dipelihara ini sarat akan kriminalitas. Kejahatan dan Kasino tentunya merupakan kombinasi resep yang buruk disana dengan 75 buah kasino di seantero Kamboja, mayoritas berlokasi di Bavet. Kebanyakan kasino di negara ini terletak di distrik perjudian di Bavet dan O Smach — semuanya berjarak dekat dari negara-negara yang lebih kaya seperti Thailand dan Vietnam.

Kenampakan wilayah Bavet dari peta, sumber : https://images.app.goo.gl/zZsForG6AKCVojb98

Di kedua negara yang disebut belakangan, perjudian terlarang. Tapi tentunya masih banyak warganya yang haus akan rasa tegang dari berjudi, sehingga mereka akan nekat untuk menyeberang ke Kamboja. Pemandangan yang menjadi ciri khas kota ini adalah banyaknya turis Cina dan warga Thailand yang memadati lokasi ini dengan berusaha menguji peruntungannya melalui meja poker, mesin rolet maupun dingdong.

Kenampakan salah satu klub kasino di wilayah Bavet, Kamboja, sumber : https://images.app.goo.gl/EcHDPuEByb3m4A266

Usut punya usut ternyata orang Thailand dikenal gemar sekali bermain judi, walaupun hukum di negaranya telah melarang segala jenis taruhan. Banyak warga Thai rutin berjudi lewat sabung ayam hingga balapan kerbau, Akan tetapi tetap saja bagi yang ketahuan berjudi akan dikenai denda besar, atau bahkan hukuman penjara bila terbukti jadi bandar. Oleh karenanya tidak heran, bagi warga Thailand yang lumayan berduit akan memilih untuk menyeberang ke Kamboja, negara yang melegalkan perjudian. Hal itu tentu saja terjadi karena judi memberi pemasukan devisa mencapai US$2 milliar pada 2015, hanya sedikit lebih kecil dari Produk Domestik Bruto Kamboja satu dekade sebelumnya.

Gemerlap industri kasino di Bavet saat malam hari, sumber : https://images.app.goo.gl/E4cCcKigRVFm3ftG6

Kota ini merupakan pusat perjudian kumuh yang terletak di tengah salah satu negara termiskin di Asia Tenggara. Produk Domestik Bruto Thailand mencapai hampir US$6.000 per kapita tahun lalu. Tapi, menyeberang sedikit ke perbatasan, angka tersebut langsung anjolok hingga US$1.200 per orang, jauh sekali pendapatan orang Kamboja dibandingkan penduduk Thailand.

--

--