Menjajal Masa Depan Laos sebagai Satu-satunya Negara Tanpa Laut di Kawasan Asia Tenggara
Lebih dekat dengan Negara Laos
Laos merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara sekaligus merupakan anggota Organisasi regional bernama ASEAN. Secara geografis, Laos berlokasi di selatan Tiongkok, utara Kamboja, tenggara Myanmar, timur laut Thailand dan berada di sebelah barat Vietnam yang mengakibatkannya dinobatkan sebagai Landlocked atau negara yang dikelilingi oleh daratan dan sama sekali tidak memiliki akses dengan laut. Kebanyakan dari negara-negara penyandang negara landlocked merupakan negara yang berkembang dan mengalami perekonomian yang cukup sulit. Hal ini pula yang terjadi pada Laos sebagai negara berkembang dimana negara ini menjadi satu-satunya negara yang dikelilingi oleh daratan di kawasan Asia Tenggara.
Menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang tidak memiliki perairan, menjadikan Laos selalu mengandalkan produk hasil pertanian, emas, tembaga serta hasil tambang, pakaian jadi, listrik dan produk kayunya sebagai komoditi ekspor dengan negara tujuan ekspor utama yakni Thailand, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Vietnam.
Selain beberapa produk unggulan yang menjadi komoditi utama ekspor, sektor pariwisata juga memiliki peranan yang penting bagi kehidupan Negara Laos. Tercatat bahwa tahun 1989 merupakan kali pertama bagi Laos membuka pintu bagi wisatawan asing setelah pemerintah Laos mengeluarkan kebijakan pintu terbuka (open-door policy), yang membawa perkembangan pesat terhadap pariwisata Laos yang sekaligus menjadikannya sebagai salah satu sektor yang memberikan penghasilan besar bagi Negara Laos.
Tahun 2005 sendiri tercatat sebagai tahun yang menandai keberhasilan sektor pariwisata Laos dalam memberikan sumbangsih mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Laos dengan dibukanya lapangan kerja baru yang berhubungan dengan sektor pariwisata.
Lain Landlocked lain pula Enklave
Tidak ada perumusan hukum yang khusus bagi pengertian Landlocked States menurut Hukum Laut Internasional. Landlocked States atau Negara tak berpantai dianggap telah memiliki pengertian yang jelas hanya dengan didasarkan pada nomenklaturnya. Status dan fungsinya sebagai negara landlocked juga tidak memerlukan perumusan tersendiri. Namun, walaupun demikian, dalam pengertian yang konkrit Landlocked State tidak serta merta diartikan sebagai negara yang tidak memiliki perairan. Hal tersebut didasarkan kepada instrumen yang mengingat bahwa sumber daya alam laut merupakan warisan umat manusia, maka suatu negara yang tak berpantaipun memiliki hak untuk menikmati sumber daya alam tersebut. Hak serta kewajiban Landlocked States ini terdapat dalam Art.69 UNCLOS 1982 yang menyebutkan :
“Landlocked States shall have the right to participate, on an equitable basis, in the exploitation of an appropriate part of the surplus of the living resources of the exclusive economic zones of coastal States of the same subregion or region, taking into account the relevant economic and geographical circumstances of all the States concerned and in conformity with the provisions of this article and of articles 61 and 62”.
Dari hak dan kewajiban ini timbul istilah lainnya, yaitu Developing Landlocked States serta Developed Landlocked States. Developed Landlock States ini memiliki hak-hak tertentu yang lebih terbatas sifatnya, serta keterkaitannya dengan Developed Coastal States.
Berbeda dengan Landlocked States yang dikelilingi oleh daratan negara-negara lain, Enklave adalah kondisi dimana suatu negara secara geografis berada di dalam wilayah kedaulatan suatu negara lain. Umumnya negara Enklave banyak dijumpai di benua Eropa, sebut saja dua diantaranya ialah San Marino dan Vatikan yang secara geografis berada di dalam wilayah kedaulatan Negara Italia.
Strategi Laos bertahan tanpa Blue Economy
Sudah menjadi rahasia umum bahwa resep sukses perekonomian suatu negara umumnya didapatkan melalui persebaran sumber daya alam yang mereka miliki, bahkan Singapura sekalipun yang diketahui minim lahan tetap mengandalkan pinggiran pantainya sebagai tempat bersendernya kapal-kapal dagang internasional yang berlabuh melalui Selat Malaka.
Hal itu tidak dapat dipungkiri karena Sumber daya alam menghasilkan bahan mentah yang kemudian dipergunakan dalam segala komoditi meliputi segala aspek penghidupan masyarakat. Contoh kecilnya tanpa batu bara, tidak akan mungkin kebutuhan listrik dunia mampu tercukupi. Artinya sumber daya alam memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perekonomian suatu negara.
Tanpa menutup mata, persebaran sumber daya alam paling banyak tentunya berada di wilayah laut, pasalnya ada dua jenis kekayaan alam yang umumnya berada di laut yang dikelompokkan ke dalam komoditi migas dan komoditi non-migas meliputi sumber daya perikanan. Oleh karenanya, sumber daya yang berlimpah di lautan dapat menjadikan negara pantai sebagai salah satu negara yang dapat menikmati kekayaan alam tersebut yang kemudian dikonversikan dalam neraca perdagangan nasional masing-masing negara pantai.
Keberpihakan yang unlimited tersebut tidak akan pernah kita temukan dalam negara landlocked, pasalnya negara landlocked tidak dapat menikmati kekayaan alam laut dan perikanan secara bebas layaknya negara pantai pada umumnya. Hal itu diakibatkan karena negara landlocked tidak memiliki laut dan akses untuk menikmati kekayaan laut dan perikanan kecuali negara tersebut mengadakan perjanjian dengan negara pantai yang membatasinya dari wilayah daratan untuk dapat memberikan sepersekian persen lautnya untuk dikelola oleh negara landlocked.
Menapaki Laos sebagai satu-satunya negara landlocked di kawasan Asia Tenggara membuat saya tertarik untuk kemudian mencari tahu tentang bagaimana cara Laos mengelola pendapatan negaranya selain dari sektor sumber daya kelautan.
Diketahui bersama bahwa peran pemerintahan negara Laos dalam meningkatkan perekonomian adalah hal yang paling terpenting dalam kunci kesukesan Laos sebagai negara landlocked, dimana pemerintahan Laos telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat menolong perkembangan perekonomian Laos. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Laos akan sangat berdampak besar terhadap pemasukan negara Laos itu sendiri dan juga sebagai pengganti peran laut yang tidak dapat dijangkau.
Banyak sektor yang dapat dicoba untuk dikembangkan oleh pemerintahan Laos dalam menata perekonomian negara agar lebih baik lagi. Salah satu sektor yang berpotensi besar dalam membantu perekonomian negara Laos yaitu sektor pariwisata.
Dilihat dari potensi yang sangat besar yang dimiliki oleh Laos terutama peninggalan-peninggalan sejarah serta fauna dan flora yang langka di Laos dapat membantu perkembangan sektor pariwisata di Laos. Jumlah hutan Laos sebagai negara landlocked juga merupakan sebuah ladang penghasilan yang luar biasa jika benar-benar dimanfaatkan secara bijak dan juga dikelola secara baik, maka Laos bisa mendapatkan peningkatan dalam pemasukan perekonomian.
Sejak tahun 1993 telah adanya rencana pengembangan sektor pariwisata yang dimulai oleh kepemimpinan Presiden Nouhak Phoumsavanh. Nouhak sebagai Presiden kala itu telah merencanakan suatu kebijakan dimana laos akan menjadikan 21% daratannya sebagai zona konservasi keanekaragaman hayati yang kemungkinan akan menjadi taman nasional yang paling terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Dengan adanya potensi-potensi alam yang dipandang baik maka potensi itu pula harus dikelola secara perlahan tetapi juga pasti oleh pemerintah negara Laos karena pengelolaan yang terus-menerus akan memberikan dampak positif bagi pendapatan negara Laos.
Cara unik Pemerintah Laos dalam penguatan potensi pariwisata pengganti Blue Economy
Dalam plan dan strategi yang dikembangkan pihak pemerintah Laos ternyata juga melakukan kerjasama yang melintasi berbagai sektor. Laos melakukan beberapa kerjasama dengan negara-negara di kawasan ASEAN seperti Thailand, Kamboja dan Myanmar dalam meningkatkan kapasitas dari sungai Mekong sebagai tempat wisata yang dapat mendatangkan turis, sehingga sungai Mekong bukan lagi hanya merupakan sebuah sarana yang digunakan untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara tetangganya tetapi juga efektif digunakan sebagai tempat pariwisata yang bernilai tinggi.
Hal itu akan semakin kuat dengan adanya promosi tentang ecotourism yang dilakukan oleh pemerintahan Laos yang membuat adanya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dari tahun 1995 yang hanya sebanyak 346.460 ribu orang menjadi satu juta orang pada tahun 2005. Angka satu juta bukan hanya menggambarkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara tetapi melalui sektor ini juga telah menyumbangkan lapangan pekerjaan untuk 18.000 masyarakat Laos.
Perkembangan pada sektor pariwisata yang semakin pesat dapat dilihat sampai kepemimpinan baru Laos sekarang ini. Dengan adanya kebijakan- kebijakan yang berbeda dari kepemimpinan Khamtai Siphandon sampai pada era kepemimpinan Choummaly Sayasone telah menolong perekonomian Laos yang selama ini bisa dikatakan kurang baik.
Sektor pariwisata merupakan penyumbang investasi luar negeri ketiga di Laos sebesar 8.76% setelah Electric Power sebesar 65,13% dan Transport sebesar 9,22% pada tahun 1998 tepat setelah 10 tahun dibukanya kebijakan pariwisata di Loas. Sektor pariwisata juga berkontribusi dalam menyumbang pendapatan nasional sebanyak 7 sampai 9 persen pada tahun 2003.
Sektor pariwisata Laos semakin berkembang ditandai dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan yang mencapai 18% dimulai dari tahun 1994 sampai dengan 2014, dibuktikan dengan adanya peningkatan angka wisatawan sebanyak 737.208 orang pada tahun 2000 yang kemudian semakin meningkat pada tahun 2014 menjadi sebanyak 4.158.000 orang.
Bukan hanya sekedar itu saja, sektor pariwisata kini telah menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Laos dengan menyumbang
pemasukan negara sebesar 641 juta US dollar pada tahun 2014 sebagaimana dituangkan dalam Majalah Asean edisi tahun 2016. Sektor pariwisata merupakan salah satu bidang yang bisa berperan sangat besar dan kemungkinan bisa menjadi prioritas utama bagi negara Laos dalam membantu memperbaiki kondisi perekonomian Laos, sehingga meskipun tidak adanya akses dengan laut yang merupakan sumber pemasukan perekonomian di sejumlah negara-negara di dunia ini, Laos tetap dapat bersaing dalam hal meningkatkan perekonomian negaranya melalui sektor pariwisata.